Inspirasi Menata Interior Meja Perapian untuk Menyambut Lebaran

Review Novel Selamat Tinggal Tere Liye: Melatih Diri untuk Tidak Menggunakan Barang Bajakan Lagi

 

Tokoh utama novel ini adalah Sintong, seorang pemuda yang berkerja di toko buku bajakan. Tema yang diangkat di novel ini jugalah yang membuatku akhirnya membaca novel ini. Novel ini aku dapatkan dari temanku sebagai hadiah ulang tahun, aku dan temanku sama-sama pembaca buku-buku terbitan Tere Liye.

Walaupun bukan penggemar beratnya, aku selalu menunggu kelanjutan novel seri Bumi. Kemudian, mulailah aku membaca novel-novel lain dari Tere Liye.

Kembali ke Sintong, si penjaga toko buku bajakan yang diberi nama Toko Buku Berkah. Toko buku ini milik Pakde-nya Sintong. Di toko buku inilah nantinya Sintong bertemu dengan dua gadis yang akhirnya menggerakan si tokoh utama novel ini untuk menyelesaikan tugas akhirnya. Iya, Sintong ini lagi kejar-kejaran dengan masa tenggang kuliahnya.

Demi menyelesaikan pendidikannya, Sintong akhirnya harus berurusan dengan pencarian jejak buku-buku langka karangan Sutan Pane.

Perjalanan panjang ini membawa Sintong bersinggungan lebih banyak dengan dunia bajak-membajak buku. Perjalanan Sintong ini juga menjadi sindiran halus bagi pengguna barang bajakan. Kita tidak bisa memungkiri terhindar dari pembajakan karya yang ternyata sangat merugikan banyak orang, bukan hanya si pemilik karya asli.

Novel ini menuturkan topik pembajakan dan penggunaan barang illegal lainnya dengan bahasa ringan dan sangat dekat sekali dengan kehidupan. Tokoh utama Sintong dalam novel ini pun masuk dalam lingkungan penjualan produk bajakan.

Dari membaca bab-bab awal, dapat ditebak kalau tokoh utama bisa keluar dari lingkaran barang bajakan yang sudah digelutinya sejak lama, tetapi konflik-konflik lain yang disuguhkan dalam novel ini membuatku tidak menyadari kalau sudah menghabiskan puluhan halaman dalam sekali baca, dalam dua sampai tiga hari novel ini sudah bisa dirampungkan. 

Novel ini tidak sekadar menghakimi dan menyalahkan satu-dua pihak, hanya sebuah pengingat agar kita tidak melakukan sebuah kecurangan. Hal paling berkesan dari buku ini adalah ajakan untuk bisa mengucapkan ‘selamat tinggal’ dengan hal-hal buruk yang pernah dilakukan. Aku dan kamu bisa mengakuinya baik secara terang terangan maupun diam-diam, senyaman diri sendiri, karena yang terpenting adalah kita berjanji untuk tidak melakukannya lagi.

Aku jadi teringat dahulu pernah secara tidak sengaja membeli novel bajakan, novel tersebut aku beli di salah satu toko buku online di marketplace, saya tergiur dengan harga murah dan bodohnya tidak menyadari kalau itu adalah novel bajakan. Bagi pengguna barang bajakan sebenarnya juga dirugikan, seperti pengalamanku membeli novel bajakan seperti yang aku ceritakan dalam artikel ini: Ruginya Beli Novel Bajakan.

Hingga sekarang novel bajakan itu tetap aku simpan. Aku coret-coret untuk membuat beberapa sketsa, Aku terlalu malu untuk memberikannya pada teman ataupun menyumbangkannya ke perpustakaan daerah seperti yang aku lakukan beberapa bulan terakhir ini saat menyadari kalau menyimpan buku terlalu banyak di rumah membuat manfaat suatu buku menjadi berkurung.

Mari ucapkan selamat tinggal untuk kebiasan-kebiasaan buruk yang sudah membelenggu kita selama ini. 🧡🧡🧡 


Written by Mu'ala

Komentar