Forget Me Not - Bab 5

Review Novel Pergi dan Pulang by Tere Liye (Spoiler Alert!)


“Dalam hidup, kematian orang terdekat selalu membuatku menjadi lebih lemah.” – page 66

Lantas, apakah tokoh utama – Bujang, dalam novel Pergi dan Pulang ini orang yang lemah?

Jawabannya tentu saja tidak, Bujang – atau lebih dikenal dengan sebutan ‘Si Babi Hutan’ ini bahkan tidak punya rasa takut. Suatu dari, salah satu dari emosi manusia itu telah hilang dari seorang Bujang, saat dirinya bertemu dengan sosok babi hutan liar di pedalaman rimba Sumatra.

Saranku, kalau kamu termasuk cewek yang mudah terkesima dan sudah punya pasangan, sebaiknya menunda membaca buku ini, karena rasa kagummu akan tokoh fiktif ini bisa melambung terlalu tinggi, juga memberikan efek samping berkhayal berlebihan bisa bertemu dengan sosok pria seperti Bujang.

Kehidupan shadow economi dan orang-orang di dalamnya sangat seru untuk diikuti, dari satu perjalanan ke perjalanan lain, dari satu pertarungan ke pertarungan yang lain, Bujang bisa membuat jantung pembaca berdebar. 

Ini berdebar bukan tanda ‘cinta’ ya, again … jangan jatuh cinta dengan pria fiksi. Berdebar yang aku maksudkan dari novel bertema action ini adalah perjalanan kisah bujang yang mempertahankan kehormatan keluarga tempatnya membalas budi.

Dari perjalanan Bujang kita akan belajar tentang makna ‘Pulang’ dan ‘Pergi’. Itulah alasan utamaku menjadikan dua novel ini sebagai novel action terbaik yang aku baca tahun ini.

Kutipan-kutipan favoritku dari novel Pulang:

“Kesetiaan terbaik adalah pada prinsip-prinsip hidup, bukan pada yang lain.” – page 187-188

“Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetian-kesetiaan terbaik lainnya.” – page 207

“Sejatinya, dalam hidup ini, kita tidak pernah berusaha mengalahkan orang lain, dan itu sama sekali tidak perlu. Kita cukup mengalahkan diri sediri. Egoisme, ketidakpedulian, ambisi, rasa takut, pertanyaan, keraguan. Sekali kau bisa menang dalam pertempuran itu, maka pertempuran lainnya akan mudah saja.” – page 219.

“Pulang pada hakikat kehidupan. Pulang memeluk erat semua kesedihan dan kegembiraan.” – page 219

“Hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. Pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa, kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui. Kita tidak tahu kapan hidup akan memaksa kita mengambil keputusan. Satu-dua keputusan itu membuat kita bangga, sedangkan sisanya lebih banyak menghasilkan penyesalan.” – page 262

“Tidak mengapa jika rasa takut itu hadir, sepanjang itu baik, dan menyadari masih ada yang memegang takdir.” – page 343

Kutipan-kutipan favoritku dari novel Pergi:

“Dalam banyak hal, kita tidak bisa memilih waktu terbaik. Saat sesuatu itu datang, kita hanya bisa bersiap menghadapinya.” – page 195

--- Cerita berlanjut saat terjadi ‘perang’ antar keluarga shadow economy di Asia Pasifik. Terbentuknya aliansi, yang mengharuskan Bujang berhadapan dengan keluarga shadow economy di Jepang dan Rusia.

“Tidak perlu menunggu memiliki banyak hal untuk menikmati hidup ini.” – 393

Kutipan ini begitu indah, dari bab yang membahas tentang kehidupan dua petani – yang dalam novel ini diceritakan oleh tokoh Salonga – guru menembak Bujang dari Philipina.

Sekian review singkat dariku 😅 yang malah kebanyakan kasih kutipan daripada mengulas novel action dari Tere Liye ini.


Written by Mu'ala

Komentar