Inspirasi Menata Interior Meja Perapian untuk Menyambut Lebaran

Buku Fisik VS Buku Digital

Kalian tim baca buku fisik atau buku digital? Atau justru malah baca dua-duanya, sama seperti aku.

Kalau aku sendiri punya aturan khusus untuk menjalani hobi asyik satu ini agar tidak berlebihan dan jadi lupa waktu. Sesuatu yang berlebihan memang tidak bagus, seperti kelebihan membaca buku digital saat malam hari.

Dahulu, saat mengurangi koleksi buku-buku fisik, aku beralih membaca banyak buku versi digital. Masalah baru pun muncul, kegiatan membaca yang memang lebih banyak dilakukan malam hari, membuat mataku menatap layar ponsel lebih lama.

Setelah bekerja di depan layar laptop selama setengah hari, menambah waktu menatap layar ponsel tentunya menambah kerja mata. Aku mulai sadar dampak ini setelah membaca buku digital dan sekarang membaca novel di aplikasi membaca online selama setengah tahun.

Aku memang mengurangi membeli buku-buku fisik mulai awal tahun 2021. Pertengahan tahunnya mataku sudah menunjukkan sinyal ‘harus mengatur waktu baca yang tepat’. Kegiatan membaca tentu saja tidak bisa aku tinggalkan, apalagi aku baru saja mulai menulis. Aku perlu referensi lebih banyak novel untuk menulis novelku sendiri.

Untuk mengakali ini, aku pun membuat aturan khusus. Agar mataku tetap terjaga, satu bulan terakhir ini aku mulai membatasi diri membaca novel digital dan online maksimal 2 jam sehari. Aku biasanya membaca setelah jam makan siang.

Awal tahun 2022 sebenarnya aku sudah kembali ke buku fisik, tetapi sekarang lebih selektif membeli novel-novel dari penulis baru. Hehehe, karena aku tidak bisa menahan diri dari membeli novel-novel Andrea Hirata dan Tere Liye …. 😊

Selain lebih selektif memilih novel untuk dibeli, aku juga akan memikirkan ke mana novel-novel yang aku beli setelah selesai aku baca. Paling gampangnya memang disumbangkan ke perpustakaan daerah, yang paling susah itu kalau sudah merasa jatuh cinta dengan novel yang dibaca. Apalagi kalau sudah jatuh hati dengan tokoh fiksi dalam novel. 

Kalian pernah seperti ini juga, tidak? 

Apakah kalian pernah jatuh cinta dengan tokoh fiksi dari novel yang dibaca?

Hehehe, ini jadi membahas apa sih? Sudah dahulu, ya. Tulisan ini hanya berisi curhatan kegalauan saat harus mengurangi jam baca, memilih antara novel cetak atau novel digital. Apa pun bentuknya, cetak ataupun digital, selalu baca dari sumber yang asli dan tepercaya, ya  teman-teman. 


Witten by Mu'ala

Komentar